Budaya Kritik dan Saran Di Blog

Kritik adalah vitamin, saran adalah suplemen.
Kritik (dalam KBBI) adalah kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dsb.

Definisi tersebut bisa dipersempit, kritik adalah tanggapan yg disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya (tulisan pada blog juga).

Seperti tulisan sebelumnya bahwa kita para blogger perlu saling membantu dengan memberi kritik. Beri kritik dan saran baik secara langsung atau tidak langsung. Hal itu penting untuk para penulis blog yang belum berpengalaman seperti saya ini.

Sependek yg saya tahu jarang sekali kita menjumpai ada tulisan atau blog yang mendapat kritik. Seolah-olah semua tulisan sudah baik. Benarkah demikian? Jawabannya tentu relatif. Kriterianya apa? Saya tidak tahu. Mari kita cari.

Blog merupakan salah satu media untuk kegiatan belajar menulis yg sangat efektif. Kita semua tahu bahwa menulis bukan-lah budaya orang kita. Oleh karena itu kritik jelas perlu meskipun tidak harus.

Kritikan atau saran yang bisa kita lontarkan bisa dari sisi manapun, baik isi, pengungkapan, gaya penulisan, kekonsitenan, tata letak, dll. Sepertinya kritik dan saran bisa datang dari siapa saja.

Kritik itu bisa disampaikan secara menyeluruh atau per tulisan. Selama ini komentar-komentar yang diberikan hanya menyangkut tanggapan isi semata. Tidak salah memang, tetapi sisi lain dari itu perlu juga kiranya kita sampaikan secara apa adanya. Tujuan-nya tidak lain adalah untuk perbaikan.

Banyak blogger yang bisa dijadikan rujukan tentang berbagai hal. Tentu tetap mengacu keunikan individu dan flesibilitas tulisan. Namun benang merah dalam setiap karya yang berupa tulisan itu pastilah ada

Memang agak sulit dengan bervariasinya isi blog, namun jika semua mau berbagi pengetahuan/pengalaman tentang per-blog-an para blogger baru yg berkualitas akan bermunculan. Kuncinya selain banyak berlatih dengan menulis tentu kritik saran akan lebih mempercepat tercapainya komunitas blogger yang tidak akan diremehkan oleh pihak lain.

Adat istiadat dan etika itu pun perlahan sudah ada. Namun kritikan yang selama ini mengemuka untuk tulisan di blog (oleh pihak yg anti blog) adalah bahwa tulisan di blog tidak berkualitas, dipandang sebagai ungkapan tak berarti saja. Ahhh biarlah apa kata meraka…

Dengan semakin banyak tulisan yang berkualitas, kekuatan blog pada dunia semakin nyata dan tidak dilecehkan. Salah satu caranya dengan memberi/menerima kritik.

Terakhir sampaikan kritik dan saran dengan niat baik dan tidak dipaksakan.
Budayakan tiada hari tanpa menulis.

Kritik adalah vitamin, saran adalah suplemen.

38 responses

  1. probemnya, tidak semua blogger suka dengan kritikan (kayaknya lho). Ada yang kalo dikritik merasa berterima kasih, tapi ada juga yang jadi males nulis, takut dikritik lagi, takut salah lagi dan takut2 yang lainnya 😀
    kalau yang selalu saya bilang ke temen2 blogger saya: menulislah dengan gayamu sendiri, karena “setiap manusia itu unik walau tidak selalu menarik”TM dan begitu juga dengan tulisannya.
    Intinya, tumbuhkan dulu semangat untuk selalu menulis dan meng-update blognya, setelah “mapan”, baru kita kasih masukan. 🙂

  2. Sebenernya tanpa disadari mas Urip, komentar-komentar dari teman-teman juga bisa dikategorikan kritik dan saran juga kok.. walaupun penyampaiannya berkesan bercanda. Palagi satu hal mas.. Kritik dan saran yg membangunkan tidak harus tegas lebih enak kalau persuasif! 😀

  3. @abe
    makin lama abe makin pintar deh. kapan ulang tahun?…

    *ini termasuk kritik nggak? :P*

  4. yang ngritik tertulis jarang, ngritiknya kalau pas ketemuan saja.
    setuju soal tiada hari tanpa menulis.

  5. aloooha, kunjungan pertama juga nih. 😀 saya paling suka dikritik dan disaran. makanya komentar di blog saya tanpa moderation. hehehe… mohon bantuannya untuk kritik blog saya. 😀 soal tiada hari tanpa menulis, wah gak janji ya.. 😀

  6. wah maap ternyata ini bukan kunjungan pertama saya. saya lupa sdh pernah ke sini. hehehe..

  7. Hehe, setuju pak, saya sendiri lebih suka dikritik daripada di puji-puji. Pujian itu mematikan daya kreasi, membesarkan ego, ujung-ujungnya saya merasa hebat, trus nanti poligami deh (ups!)

    Maksudnya, kalo cuma dipuji doang, kita jadi gak tau mana saja yang perlu diperbaiki. Selain itu juga jadi beban, kadang secara ga sadar kita yang terbiasa dipuji jadi takut berkarya lagi, takut yang tadinya puji berubah jadi maki.

    Tapi… saya sebenernya mau mengkritik bapak, tapi ga ngerti apa yang harus dikritik, abis kelihatannya udah bagus semua sih.

    Saran aja deh, bapak harus lebih semangat ngomporin guru-guru untuk kenal dan memanfaatkan internet, juga untuk belajar nulis, juga untuk banyak baca. Ke murid-murid juga 😀

    *murid kasih saran ke guru, kapan lagi!! hehe*

  8. yang berat itu mengkritik orang bebal. jadinya malah ngajak berantem 😦

  9. kritik itu emang penting, asal niatnya buat nyadarin kekurangan kita. jgn mengkritik untuk ngejatuhin org….

    saran jg penting, jd kita jgn cm bs kritik aja, klo gak bs kasih solusi mending gak usah kritik…

    Jd harus balance antara kritik ma saran.

    @ wadehel
    Setubuh, eh setuju…..

  10. Go Blog Go !

  11. Buat aku sih, kritik akan membuat kita lebih introspeksi diri dan saran bisa digunakan sebagai pertimbagan tambahan dari introspeksi itu.

    Masih butuh banyak kritikan dan saran neh. Aku maunya nulis tiap hari juga. Meski bukan posting blog, at least posting komentar di blog orang hehehehe

  12. >> diract
    mmm… bisa juga gitu. setuju pokoknya nulis wae-lah

    >> abe
    Begitu yah… oke deh, tapi itu khan dari segi isi, teknis-nya hayo gimana donk???

    >> alex
    tulisan pendek penuh makna nih. Ngikut gaya abe… tanya jawab.

    >> mbilong
    🙂 kapan ketemuannya… di blog-lah tempat yg cocok… hehehe maksa yah.

    >> fernando
    Tidak harus janji kok, itu semboyan saya sendiri sebab untuk memberi spirit diri saja.

    >> wadehel
    Itu dia, banyak mungkin orang mau mengkritik tapi rasanya… akhirnya gak jadi ngkritik. Padahal kritik itu bisa datang dari sisi manapun, tergantung dari sudut mana si pengkritik mau mengkritik. Tapi mesti kudu tulus ikhlas tidak perlu dijanjikan surga lagi. 🙂

    >> lantip
    saya pasti dijamin tidak bebal, karena tidak pernah ngajak berantem, malah selalu nunggu dan berusaha kaca diri.

    >> redwar
    yup se7 juga kok

    >> pasyya
    😀 goblog go = pergilah kebodohan

    >> neeya
    Yah yang penting nulis khan…

  13. Soal model komentar apakah itu yang berisi model diskusi di blog ini atau model one liner, pertamax dan sejenisnya, IMO dua-duanya nggak ada salahnya. Idealnya yang pertama, tapi one liner juga nggak masalah, anggap aja itu silaturahmi. Kecuali SPAM ya, itu tu yang jual viagra dan sejenisnya … itu beda banget, hapus aja …

    Jadi mari kita luruskan dan kembalikan ke relnya yang benar.
    Kampanye Jangan komen di blog seleb hanya berlaku buat orang-orang yang punya pengharapan tinggi akan kunjungan balik dari blogger seleb (yang sombong dan tidak baik hati). Dan jika kamu bukan termasuk orang yang seperti itu, mari … bersama kita bisa …
    “Mari kita galakkan budaya berkomentar di blog yang kita kunjungi”

  14. TRY ME!

    Hehehehe .. kadang memang sebel kalo seseorang mengkritik tanpa mengerti inti tulisan yang dikritik. kkkk ….

  15. orang hidup pasti butuh kritik maupun saran, untuk menuju ke jalan yang lurus…

  16. Lihat komentar-komentar di blog wp saya di http://suaraku.wordpress.com/2006/04/27/insyafnya-tiara-lestari/. Banyak kritik di sana. Terutama soal urat dan daging. Tapi karena saya ngableg ya saya biarkan saja isi posting saya maupun komentar/kritiknya.

  17. […] Sebenarnya kesadaran ini sudah muncul sejak lama. Sejak membaca sabda Helgeduelbek tentang Budaya Kritik dan Saran. Hanya saja, saat itu saya tidak terlalu peduli. Barusan setelah saya lihat Passya yang membuka kotak saran dalam blognya, baru kesadaran itu muncul lagi… Akhirnya saya putuskan mengikuti jejak mereka. Mulai membuka diri terhadap kritik. Diawali dengan membuat Kotak Kritik & Saran di blog ini […]

  18. Budayakan tiada hari tanpa menulis.
    Kritik adalah vitamin, saran adalah suplemen.

    Sebuah ajakan yang sangat baik… 🙂
    Dan untuk menulis tiap hari dibutuhkan vitamin yang membantu metabolisme menulis, serta juga suplemen dari penulis blog lainnya atau bahkan hanya pengunjung biasa yang memberikan komentar.

    Kritiklah dan berikan saran agar blogger lain tidak jumawa bahkan menjadi selebblog!

  19. Bukan jamannya ndoro dan atas petunjuk bapak lagi khan? kecuali yamng ikut ngeblog masih mengidap gen turunan birokrasi ala ndoro dan babe bahkan gen jaman birokrasi mojopahitan, ken arok dsblmnya…..

  20. […] saja, bahkan akan sangat menggigit. Dan tidak akan keluar jalur, karena pengunjung blog bisa saja memberi kritiknya. Setidaknya Ini demi penghematan biaya yg harus dikeluarkan untuk kegiatan sosialisasi atau […]

  21. Yhanks you9bb2e9952760ab3b65481af71b59ac5f

  22. […] saja, bahkan akan sangat menggigit. Dan tidak akan keluar jalur, karena pengunjung blog bisa saja memberi kritiknya. Setidaknya Ini demi penghematan biaya yg harus dikeluarkan untuk kegiatan sosialisasi atau […]

  23. […] saja, bahkan akan sangat menggigit. Dan tidak akan keluar jalur, karena pengunjung blog bisa saja memberi kritiknya. Setidaknya Ini demi penghematan biaya yg harus dikeluarkan untuk kegiatan sosialisasi atau […]

  24. […] saja, bahkan akan sangat menggigit. Dan tidak akan keluar jalur, karena pengunjung blog bisa saja memberi kritiknya. Setidaknya Ini demi penghematan biaya yg harus dikeluarkan untuk kegiatan sosialisasi atau […]

  25. welgedewelbeh
    Ulassan yang bagus … tapi sebelumnya mulut minta maaf karena kasih komen di posting yang sudah dibundel di lemari berkas kayak gini. Yang jelas topiknya masih relevan sama kasus yang barusan mulut angkat di posting terakhir kami. Sumbang sarannya, betul-betul ditunggu di sana bos. Makasih … oya sekalian ijin mulut masukin MMK.

  26. […] saja, bahkan akan sangat menggigit. Dan tidak akan keluar jalur, karena pengunjung blog bisa saja memberi kritiknya. Setidaknya Ini demi penghematan biaya yg harus dikeluarkan untuk kegiatan sosialisasi atau […]

  27. […] saja, bahkan akan sangat menggigit. Dan tidak akan keluar jalur, karena pengunjung blog bisa saja memberi kritiknya. Setidaknya Ini demi penghematan biaya yg harus dikeluarkan untuk kegiatan sosialisasi atau […]

  28. […] saja, bahkan akan sangat menggigit. Dan tidak akan keluar jalur, karena pengunjung blog bisa saja memberi kritiknya. Setidaknya Ini demi penghematan biaya yg harus dikeluarkan untuk kegiatan sosialisasi atau […]

  29. […] saja, bahkan akan sangat menggigit. Dan tidak akan keluar jalur, karena pengunjung blog bisa saja memberi kritiknya. Setidaknya Ini demi penghematan biaya yg harus dikeluarkan untuk kegiatan sosialisasi atau […]

  30. […] saja, bahkan akan sangat menggigit. Dan tidak akan keluar jalur, karena pengunjung blog bisa saja memberi kritiknya. Setidaknya Ini demi penghematan biaya yg harus dikeluarkan untuk kegiatan sosialisasi atau […]

  31. […] saja, bahkan akan sangat menggigit. Dan tidak akan keluar jalur, karena pengunjung blog bisa saja memberi kritiknya. Setidaknya Ini demi penghematan biaya yg harus dikeluarkan untuk kegiatan sosialisasi atau […]

  32. […] saja, bahkan akan sangat menggigit. Dan tidak akan keluar jalur, karena pengunjung blog bisa saja memberi kritiknya. Setidaknya Ini demi penghematan biaya yg harus dikeluarkan untuk kegiatan sosialisasi atau […]

  33. Tulisan yang baik menurut saya adalah tulisan yang dapat menuai kritikan, karena tulisan yang tidak mendapatkan kritikan banyak kemungkinan tidak satu orang pun membaca tulisan itu. Atau setidaknya tulisan itu memang tidak menarik untuk dibaca. Banyak hal yang perlu dikaji agar pengunjung dapat menjadi pembaca. Seperti bagaimana kesan pertama yang begitu menggoda, baik dari judul artikel atau judul tulisan maupun gebrakan kalimat di paragraf pertama.

  34. […] saja, bahkan akan sangat menggigit. Dan tidak akan keluar jalur, karena pengunjung blog bisa saja memberi kritiknya. Setidaknya Ini demi penghematan biaya yg harus dikeluarkan untuk kegiatan sosialisasi atau […]

  35. […] singkat ini [komen ya pabila belum paham] kita semua bisa lebih menghargai tulisan/postingan dengan memberi sedikit pesan/komentar yang kita tinggalkan pada tulisan tsb, jangan seperti sepenggal lirik lagu Letto berikut ini “…kau datang dan pergi, oh […]

  36. […] saja, bahkan akan sangat menggigit. Dan tidak akan keluar jalur, karena pengunjung blog bisa saja memberi kritiknya. Setidaknya Ini demi penghematan biaya yg harus dikeluarkan untuk kegiatan sosialisasi atau […]

  37. dahabarat@gmail.com

    Ok bro tim

  38. Ow gt ya kalo di kalteng kami senang bahas seperti ini