Disiplin Sekolah Mendongkrak Mutu Sekolah?

Sekolah yang menegakkan disiplin akan menjadi sekolah yang berkualitas, baik dari segi apapun juga, benarkah itu? Ini adalah bahasan sekilas dari satu sisi namun justru sangat primer (proses belajar-mengajar saja), tapi ini banyak terjadi di beberapa sekolah.

Konon bagaimanapun atau apapun model dan kualitas inputnya semua akan menjadi berkualitas, semua bisa dilakukan lewat disiplin. Mungkin ada benarnya. Setidaknya membuat lingkungan sekolah berdisiplin, terutama disiplin dalam belajar dan proses mengajar. Yah setidaknya pengkondisian dalam soal disiplin akan membuat image tersendiri di lingkungan sekitar tentang kondisi sekolah.

Disiplin di sini diartikan ketaatan pada peraturan. Dari sini semuanya bermula, sebelum disiplin diterapkan perlu dibuat peraturan atau tata tertib yang benar-benar realistik menuju suatu titik, yaitu kualitas tadi. Lalu mengapa banyak sekolah yang mutunya rendah baik ditinjau dari nilai-nilai siswa, kinerja personal sekolah. Jawabanya mungkin disebabkan masih belum jelasnya peraturan sehingga tidak mudah diaplikasikan, atau buruknya pengawalan penerapan peraturan itu. Dalam hal ini kekurangkonsistenan semua pihak. Bahkan kadang gurupun tidak tahu apa yang harus dilakukan dalam kelas, sehingga ia hanya mengajar apa adanya terkesan menghabiskan waktu mengajar saja.

Banyak hal yang harus ditangani dalam ranah pendidikan di sekolah, tapi jika itu terlalu berat mungkin bisa saja sedikit dikurangi hanya untuk hal belajar dan mengajar saja. Selama ini yang terjadi di beberapa sekolah adalah seringnya kelas kosong saat jam belajar. Ini dikarenakan guru tidak masuk kelas dan tanpa ada tugas yang harus dikerjakan siswa. Ketidakmasukan guru itu bisa saja karena kepentingan dinas atau yang lain.

Ketidaktepatan dalam hal guru masuk kelas sehingga jeda waktu pergantian jam bisa dimanfaatkan siswa untuk melakukan tindakan indisipliner. Komitmen guru dalam hal ini kadang sering menjadi penyebabnya. Dalam manajemen sekolah, biasanya pengawasan banyak yang tidak bisa berjalan dengan baik, lebih-lebih jika komitmen guru dan siswa rendah maka sekolah-pun akhirnya sulit majunya.

Bagaimana kedisiplinan di sekolah anda dulu atau saat ini?

39 responses

  1. Jawabannya adalah IYA.
    Sistem reward and punishment harus berlaku untuk semua aspek SDM di sekolah. Guru dan siswa. Saya tidak tahu persis peran dari komite sekolah apakah sampai pada tahap pengawalan peraturan di sekolah. Mungkin bisa dijelaskan Pak Guru?

    Guru yang mengajar mendidik seenaknya, tentu akan membuat siswa seenaknya. Mengenai tidak masuknya guru disebabkan tugas dinas, tentunya kan sudah diketahui sebelumnya. Jadi guru seharusnya sudah menyiapkan materi ajarnya dan memberikannya kepada guru jaga setidaknya sehari sebelumnya. Nah kalau guru lupa, dikasih punishment saja, misal kredit/pointnya dikurangi.

    Saya pernah melihat sebuah vcd pendidikan yang memberikan contoh seorang guru yang selalu mempersiapkan materi ajar yang harus disampaikan siswa keesokan harinya jika dia tidak masuk. Ini dilakukan setiap hari. Kalau keesokan harinya guru tersebut tidak masuk, guru piket bisa menggantikannya. Ini contoh pada SD yang masih menggunakan guru kelas, bukan guru bidang studi.

    IMHO, ini bisa diterapkan juga di guru bidang studi, tapi tentu saja si guru akan kerepotan kalau dalam satu hari beliau mengajar lebih dari satu kelas.

    Ada ide?

  2. Aturan ada
    Komitmen masih ada kayaknya lho
    Inovasi kering kerontang
    Pengawasan cuma retorika
    Sistem Reward PGPS
    Hasil Ancuuuuuuuuurrrrrrrr

  3. penegakan kedisiplinan di sekolah nggak harus dengan kekerasan, displin adalah produk dari kebiasaan, dimulai dari guru yang harus masuk kelas tepat waktu, hal ini akan membuat tidak adanya kesempatan bagi murid untuk indisipliner.

    teringat saya akan seorang guru, mereka disuruh nyanyi didepan kelas ketika indisiplin, itupun cukup membuat malu bagi yang nggak bisa nyanyi, mampu memproduksi keringat seukuran jagung, dan kapok! apalagi yg punya pacar sekelas he..he… dan hukuman lain yg jauh dari kekerasan.

  4. Bagaimana mendefinisikan mengajarkan disiplin dan mendidik disiplin. Mampukah sekolah mendidik guru-gurunya dengan disiplin. Apa batasan disiplin siswa, disiplin kasek, dan disiplin guru….
    Ini topik menarik…..
    Saya rasanya akan setuju. Disiplin mendongkrak mutu siswa dan akhirnya mutu sekolah juga (artinya sekolah : fisik bangunan dan komponen penggeraknya – pengelola)

    Topik ini seperti bertanya : siapa stake holder sekolah?

  5. Saya setuju mas urip, kedisiplinan bisa membuat sekolah maju, walau banyak faktor yang bisa menyebabkan sekolah maju. Komitmen semua pihak yang ada di sekolah merupakan pondasi awal, selanjutnya ditunjang kebijakan yang mendukung dan akhirnya kesiapan semua faktor antara lain faktor ketenagaan, administrasi, kurikulum, dan tentunya keuangan.
    Tapi, ada yang lebih penting sekarang. Sehingga sekolah sanggup melakukan apa saja yaitu keberhasilan UAN dengan prosentase lulus 100%, bahkan kalo perlu gurunya yang ujian. Saya ingin sekali membongkar kebusukan ini.
    Kapan-kapan kita rembug cara mengatasi ini, mungkin di tempat mas Urip gak ada kebusukan ini. Di tempat saya sih ada, bahkan di depan mata saya …

  6. tentunya kedisiplinan yang berbasis pada hati nurani dan teladan. bukan kedisiplinan buta kayak di IPDN 😀

  7. Ada berita aktual lagi. Dengan adanya tunjangan lauk pauk, malah melupakan hak pokoknya. Artinya dengan adanya tunjangan lauk pauk buat PNS, temasuk guru, malah ada kesan, sebagian dari kita kemudian menganggap, ah sehari cuma sepuluh ribu. Kemudian dijadikan dasar untuk meniggalkan tugas pokok demi sekian suap nasi dari kerja di luar tugas pokok. Lupa rupanya dia dengan gajinya yang sekitar 1,5 juta.
    Akhirnya tergantung kepada hati nurani kita. Apa tetap akan tergadai dengan penghargaan tunjangan lauk pauk sebesar sepuluh ribu perhari atau tidak. Gimana?

  8. sekolahku dulu (SMP-SMU) termasuk sekolah unggulan, kedisiplinannya menurutku lumayan ketat (dibanding sekolah lain), tapi muridnya jg masih sering curi2 kesempatan.

    Kedisiplinan (aturan) gak bisa dijadiin satu2nya cara untuk mendongkrak mutu. banyak faktor lain sih ya.. Tapi merupakan salah satu kunci penting keberhasilan -dalam banyak hal, gak hanya dalam sekolah aja.
    yang jelas, tentu kedisiplinan di sini tidak harus menggunakan kekerasan fisik donk 🙂

    btw, soal buku wordpress.org.. saya bikin, udah selesai produksi, insyaAllah terbit akhir bulan ini.

  9. kalau saya gak suka sekolah yg terlalu disiplin dan terlalu banyak aturan. boring bo! apalagi kalau disiplin yg diterapin ala militer. saya juga gak suka sama guru yg terlalu banyak ngasih tugas/PR, soalnya bikin saya jadi gak bisa menikmati hidup…

  10. asli… susah banget pak… tapi perihal masuk ke kelas dan pelajaran selalu tepat waktu. namun terkadang guru suka telat..

  11. Kedisiplinan itu penting, tapi bukan tujuan dalam pendidikan.

  12. Guru kencing berdiri murid kencing berlari. Tapi sekarang muridnya tambah parah, bisa kencing sambil balapan. gurunya??

    Sepertinya keprofesionalanlah yang memegang posisi kunci dalam merubah budaya ini. Ketika para siswa memiliki semangat profesional sebagai siswa dan guru juga profesional di bidangnya insyaallah sedikit demi sedikit budaya belajar mengajar di negara kita kita kian membaik. Amin

    Namun masih tersisa masalah, bgmanakah menumbuhkan semangat sprti itu??

  13. setuju, pak. disipilin tetep harus ada, tapi mestinya semua balance ya? ya disiplin, ya kapabilitas guru2nya, fasilitas, kurikulum dll dll dll..

  14. saya jadi teringat dulu, ketika saya masih SMA. Saya sering bolos pelajaran khususnya pada jam-jam awal/pagi, saya baru masuk sekolah ketika istirahat pertama. Aturan di sekolahku ketika itu menyebutkan bahwa siapapun yang terlambat datang, tidak bisa masuk karena pintu gerbang ditutup. Kalaupun toh bisa masuk, maka harus mendapat hukuman berupa lari-lari mengelilingi halaman sekolah. Saya tidak mau lari-lari itu, dan memilih bolos lalu masuk sekolah pada waktu istirahat…. Bolos…dan bolossss…….

    Bila ingat hal itu, saya jadi tertawa sendiri…karena ulangan saya untuk jam pertama yang sering mbolos lebih baik hasilnya daripada yang sering mbolos…… Dan itu menimbulkan kecemburuan teman-teman saya yang rajin, dan hampir tidak pernah terlambat. Mereka tidak tahu kalau ternyata saya bisa menggarap ulangan karena saya nyontek….. ha ha ha ha ha

  15. Tiada kualitas tanpa disiplin begitu motto yang pernah saya dengar…

  16. ..:X W O M A N:..

    Lupa lagi tadi udah komen apa belum ya? Rasanya udah tapi kok ga ada. Kalau sekiranya nyangkut di Akismet tolong yang satunya jangan di publish ya pak 😀
    Waktu aku sekolah dulu beberapa orang guru memang mengajar sepertinya “asal mengajar”. Waktu aku di sekolah setiap mata pelajaran kami diberikan Paket Satuan Keterampilan (PSK). Ada satu guru yang mengajar dalam 1 minggu 1 kali mapel (2 jam pel), tiap kali masuk yang dibahas adalah membetulkan kesalahan pengetikan dalam PSK (kurang koma, kurang spasi setelah titik, kurang hurup a, dlsb yang menurut kami tidak berpengaruh terhadap inti pelajaran) sedangkan beliau tidak mengajarkan yang seharusnya diajarkan. Setelah selesai membetulkan kesalahan dalam pengetikan kami disuruh menyalin (isi PSK) tersebut ke buku tulis masing-masing. Kalau kami “siswa baik” bertanya bu kok belajarnya cuma merangkum? maka beliau akan menjawab sudahlah kerjakan saja apa yang ibu suruh kalau sedikit melenceng dari apa yang disuruh atau sedikit “protes” pasti kami langsung dipanggil ke ruang BP dengan praduga bersalah karena telah melanggar aturan.

    Kalau siswa telat upacara langsung disuruh membersihkan kamar mandi atau got sekolah, kalau guru yang telat bisa lolos dengan berbagai alasan tanpa harus membersihkan got.
    Ternyata peraturan seperti itu bukan membuat anak didik jera atau menjadi baik justru mereka lebih jadi anak yang membangkang terhadap peraturan, dan itu membuat kami jadi malas untuk mempelajari satu bidang tertentu karena gurunya.

    Aduh maap nih pa guru jadi curhat, itu hanya sedikit masa lalu sewaktu di sekolah bersama teman-teman 😀
    Kalau menurutku kedisiplinan bisa mempengaruhi kualitas sekolah dengan catatan berlaku bagi semua orang yang ada di sekolah itu bukan hanya diwajibkan untuk satu golongan (golongan murid saja), kepsek, wakepsek, guru, staff dan semuanya juga harus mau berkorban jadi orang yang disiplin dan mau menerima kritikan dari murid!
    Terima kasih…

    (Waaa… lega sudah menyampaikan uneg2 buat guru2 ku terutama guru SMP dan SMA) MERDEKA!!!

  17. Disiplin adalah keteladanan. Tak mungkin mengajarkan kedisiplinan kalau tidak memulai dari diri sendiri untuk disiplin. Disiplin wajib dibiasakan, sesuatu hal yang berat akan menjadi ringan dan mudah kalau dibiasakan.
    (aku juga lagi belajar disiplin, termasuk ngurangi ngeblog di jam kerja)

  18. yup disiplin dalam sekolah itu wajib apalagi untuk memajukan mutu sekolah tapi masih banyak sekolah2 yang kurang menerapkan kedisiplinan.

  19. Perlu!!dimanapun kedisiplian tu perlu bgt, biar aq juga suka ga disiplin. semangat pak guru…

  20. Disiplin perlu Pak…! Yang penting aturannya harus jelas seperti undang-undang gitu lah. Trus penegakan aturan itu mesti konsisten. Jangan dikira, kita-kita guru ini yang kadang-kadang inkonsisten. Ya ..to?

  21. Tapi kan, seburuk-buruknya penegakan disiplin, masih ada nggak yang lebih buruk dari penegakan disiplin ala IPDN/STPDN?

  22. Di manapun kita berada, aturan dan disiplin itu harus ada.

  23. menurut saya, penerapan kedisiplinan di sekolah itu perlu banget. mungkin saat masih sekolah, rasanya mengekang banget ya. tapi kalo udah lulus dari sekolah tersebut, jadi kerasa banget manfaatnya dibiasakan berdisiplin selama sekolah itu. ya paling nggak untuk sebagian siswa mungkin begitu.

  24. Disipli adalah bagian dari manajemen. Jadi salah satu syarat agar berkualitas adalah Disiplin, walaupun tidak selalu identik.

  25. Kalau dipikir-pikir nampaknya kalangan guru lebih baik banyak berpikir agar pikiran terpikirkan dan dipikirkan pihak lain lalu berbuat agar perbuatan menghasilkan buatan yang membuat anak didiknya berbuat apa yang harus diperbuat. Nah, kalau sudah dsemikian guru harus keluar dari pola pikir menyalahkan diri melulu hingga selalu dilecehkan. Disiplin? Mahluk apa itu ketika dimaknai sebagai beban padahal aturan dibuat agar kinerja bagus, dan itu tidak memerlukan pengawasan karena pengawasan adalah diri sendiri dan atau … Yang Di Atas Sana.
    Barangkali, pokok soalnya terletak pada konsep diri guru yang selalu ‘dikenai’ bukan ‘mengenai’. Jadilah guru selalu sansak labuhan keluahan. Mana tahu begitu.
    Selamat mikir, he he

  26. Disiplin itu pasti membawa konsekuensi, tanpa itu disiplin tidak akan berguna.

    konsekuensi yang umum adalah punishment dan reward.

    akan tetapi sangat disayangkan, banyak sekali “aliran lama” yang menganggap disiplin lebih banyak pada punishment.

    Mungkin guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa sehingga akhlak mereka tidak diragukan lagi….

    tapi murid? mereka bukan (atau belum) jadi orang mulia yang hanya dihukum kalau salah dan dicuekin kalau benar kan? jadi reward juga harus seimbang dengan punishmentnya.

    Disiplin juga harus adil, kalau guru salah seperti ini:
    http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_radar&id=158439&c=104

    ya harus dihukum juga dong, kalau guru telat juga harus dihukum, dan guru yang berprestasi juga harus diberi penghargaan 🙂

  27. Disiplin merupakan salah bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam usaha meningkatkan mutu. Saya sependapat dengan ungkapan TIDAK ADA MUTU TANPA DISIPLIN. Masalahnya siapa yang harus berdisiplin? Sepertinya tidak adil lah kalau semua pola disiplin harus dibebankan sama anak didik kita. Guru juga harus mendisiplikan diri mulai masuk pintu gerbang sekolah, ke lingkungan sekolah, ke lingkungan kelas, keluar lingkungan sekolah.

    Faktor managerial sekolah, kepala sekolah juga bagian yang harus memiliki disiplin.

    Disiplin membangun kehidupan bermutu.
    Konsistensi penerapan peraturan sekolah, makanya peraturan sekolah mestinya dirancang sedemikian rupa agar civitas enjoy tuk bisa hidup bermutu.

    No Peraturan no Disiplin, No Disiplin no peraturan. eittt..bener ngak yah

  28. Disiplin sekolah hendaknya perlu diterapkan dengan kerjasama semua yang terlibat dalam pertumbuhan dan perkembangtan anak. Dari orang tua, lingkungan pengasuh termasuk semua pendidik yang ada di Sekolah. Yang paling memegang ujung tombak tentu manager sekolah.

    Setuju….no disiplin mutu pendidikan tambah merosot

  29. Setuju, kalau disiplin menjadi salah satu aspek penting untuk menjadikan siswa lebih bermutu. Tapi yang jadi masalah adalah apakah gurunya juga siap untuk selalu disiplin juga? Kalau kita mau sadar, sebenarnya pengawasan yang paling baik itu kalau kita selalu berpikir bahwa “Apa pun yang kita lakukan dan di mana pun kita melakukannya bahwasannya Tuhan selalu menilai serta mencatat semuanya”.

    Jadi jangan pernah berpikir kalau kita bisa membohongi orang maka hilanglah dosa kita !

    Hidup guru ! Hidup guru ! Hidup guru !

  30. Disiplin perlu asal kesejahteraan guru tidak diabaikan sistem rewards perlu asal jangan pilih kasih.Yang penting dalam hal disiplin asal jangan panas-panas tahi ayam. Memang…………………….kita jauh tertingal……………..

  31. Pak De, saya kok lebih suka menyebut manajemen kelas daripada disiplin, kalo mendengar kata itu jadi ingat IPDN. Saya kebetulan dari sekolah swasta,kami memilih memperkuat dulu manajemen kelas dibanding menyuarakan terminologi disiplin.
    Sebab salah satu unsur terbesar dari manajemen kelas adalah guru sebagai role model. Saat manajemen kelas sudah terjadi maka disiplin akan menjadi kebiasaan.

  32. Saat Perlu adanya satu kepastian bahwa momen dalam keterbentukan sekolah perlu sekali menggalang arah yang benar, jalan yang benar. Kedisiplinan itu sendiri muaranya adalah pembentukan satu manajemen sekolah yang bisa memosisikan diri dalam bentuk realita kehidupan sekolahan. Benar apa yang dikatakan Mas Agus Sampurno. Konsep kedisiplinan perlu arahan yang jelas. tentunya tidak asal mengaplikasikannya.Pola pemikiran guru bisa terkonsep dengan matang, jika integrasi suatu bentuk kedisiplinan sudah mengakar pada guru masing-masing.

  33. disiplin itu benar dapat membuat kwalitas pesrta didik disekolah semakin baik, apalagi jika kita dapat bekerja keras, cerdas, dan ikhlas dalam mendidik ,Wassalam

  34. saya sekarang sedang membantu adik saya untuk skripsi nya yang berjudul kedisiplinan guru dalam mengajar yang berkaitan dengan prestasi belajar siswa
    dan saya rasa rekan-rekan sekalian dapat membantu saya dalam mencari data ataupun memberikan pendapat..

  35. disiplin adalah permasalahan yang urgen terhadap mutu dan kwalitas siswa karena tidak ada satu pun pemimpin tanpa kedisplinan

  36. pak Bgini adik saya kls 6 SD sdang mendapat tugas dari guruNya untuk Membuat TUgas ARTIKEL dengan Tema : CARA MENEGAKKAN KEBENARAN & KEADILAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH

    sbnarNya saya jg sdh mndapat penjelasan dari berbagai informasi d’WEB & BLOG tapi blum cukup menjelaskan secara rinci tentang masalah tersebut !
    apakah bapak2 bisa membantu saya ? bila diantara bapak2 ada yang mempunyai iformasi ARTIKEL dlm bentuk Ms.WORD atau PDF tolong dikirimkan ke E-Mail SAYA : ajr_zxx@yahoo.com

    Trima Kasih

  37. Kepemimpian sekolah berfokus pada kegiatan instructional leaders “kepemimpian pembelajaran” artinya fokus manajemen sekolah adalah proses belajar mengajar. Saya sependapat dengan yang mengatakan bahwa yang perlu dibenahi adalah manajemen kelas “Classroom management” atau orang biasa menyebut pengelolaan kelas, jika manajemen kelas bagus, tak ada kesempatan untuk indisipliner. Mengapa siswa indisipliner, merasa merasa belajar adalah sebuah kewajiban, bukan sebuah kebutuhan “Needs”. Maka yang perlu dilakukan adalah bagaimana seorang guru bisa menciptakan kondisi dimana siswa merasa belajar itu adalah kebutuhan; seperti halnya kalau dia lapar harus makan; kalau sedang bersantai alangkah nikmatnya jika sambil makan “camilan” atau makanan kecil. Maka proses pembelajaran harus dengan suasana yang enjoi-sehingga siswa “addiction” kecanduan kalau tidak belajar, atau dia merasakan belajar sama nikmatnya dengan membaca novel ,menonton sinetron, menonton flim. Dengan demikian saya rasa kata disiplin sudah usang, dan perlu dibuang jauh-jauh. Sekolah yang baik adalah sekolah yang tidak banyak aturan tetapi muridnya sudah teratur, dan tentunya yang paling buruk adalah sekolah yang banyak aturan tetapi muridnya tetap tidak teratur. (RAMA, Blitar)

  38. Disiplin itu harus. Tanp disiplin arah tujuan tidak jelas.

  39. Assalamualaikum.
    Aduh saya jadi pengen komentar nih. kayaknya kalu kita lihat pengalaman masa lalu kita dalam bersekolah dan menerima pelajaran disekolah. rasa-rasanya kok banyak guru yang melakukan kesalahan ya…tidak disiplin pada waktu memberikan pelajaran, datang terlambat, dsb, seperti ada komentar dari salah satu temen kita diatas. tapi kalu kita kembalikan lagi pada diri sendiri maka patutlah dipertanyakan, mengapa sampai terjadi guru kita terlambat?mengapa sampai terjadi guru kita tidak memnyampaikan materi pelajaran dengan benar? banyak sekali pertanyaan yang pengen saya ajukan seperti pertanyaan, mengapa murid suka terlambat? mengapa murid tidak suka mengerjakan pr? mengapa murid selalu iri kalu guru terlambat tidak disuruh membersihkan got tapi kalu siswa kok disuruh membersihkan got? dsb. Dulu saya waktu jadi murid juga berpikiran begitu? tapi setelah saya menjadi guru dan belajar dari sekian sedikit pengalaman mengajar yang saya punyai saya berusaha menanamkan bahwa sebenarnya akar dari permasalahan kedisiplinan adalah dari diri kita sendiri, kalu kita biasakan displin dari kecil maka akan tumbuh manjadi manusia yang berdisiplin, tapi nyuwun sewu, bagi anda yang sudah tidak terbiasa tidak disiplin maka anda juga akan merasa risih untuk berdisiplin, bahkan cenderung mencemooh orang yang disiplin, atau memandang remeh. Dan timbulah pertanyaan menagapa kok kalu guru yang terlamabat kok tidak disuruh membersihkan got?….. Jadi pada dasarnya disiplin itu sebaiknya ditanamakan sejak dini dalam diri kita masing2.